Selasa, 30 September 2014

MANAGEMENT KONFLIK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Terjadinya konflik dalam setiap organisasi tidak terkecuali dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang-orang yang terlibat dalam organisasi mempunyai karakter, tujuan, visi, maupun gaya yang berbeda-beda. Di sisi lain adanya saling ketergantungan antara satu dengan yang lain yang menjadi karakter setiap organisasi. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat menguntungkan organisasi sebagai suatu kesatuan. Dalam menata konflik dalam organisasi diperlukan keterbukaan, kesabaran serta kesadaran semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan konflik yang terjadi dalam organisasi. Organisasi yang selalu berkembang dengan pesat pasti penuh dengan berbagai masalah baik masalah yang datang dari dalam organisasi itu sendiri, maupun masalah masalah yang datang dari luar organisasi.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, seni, dan budaya menorong perubahan kebutuhan dan kondisi serta menimbulkan berbagai macam tantangan yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya manajemen pendidikan. Banyaknya tugas manajemen pendidikan akan menjadi beban berat bagi para pemimpin pendidikan, termasuk kepala sekolah. Dalam mendorong visi, misi dan melakukan inovasi di sekolah, kepala sekolah akan dihadapkan pada berbagai masalah, termasuk konflik yang timbul sebagai akibat dari banyaknya permasalahan dan perubahan di sekolah. Semakin maju dan berkembang suatu sekolah semakin banyak masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan secara bijak dan profesional. Misalnya hubungan yang tidak baik antara staf dan manajemennya dan masalah-masalah yang lainnya. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa, diperlukannya mengkaji manajemen konflik, agar segala permasalahan didalam suatu organisasi dan manajemennya berjalan lancar.
1.2       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat kami rangkumkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1    Apa yang dimaksud dengan konflik?
1.2.2    Bagaimana pandangan terhadap konflik itu?
1.2.3    Apa dampak atau konsekuensi dari konflik?
1.2.4    Apa saja tingkatan dari konflik?
1.2.5    Apa saja prinsip-prisip dari pelaksanaan manajemen konflik?
1.2.6    Apa saja langkah-langkah dalam manajemen konflik?
1.2.7    Apa saja kreteria keberhasilan manajemen konflik?
1.2.8    Apa saja prosedur evaluasi untuk mengetahui keberhasilan manajemen konflik?
1.3       Tujuan
            1.3.1    Agar dapat mengeahui pengertian konflik.
1.3.2    Agar dapat mengetahui bagaimana pandangan terhadap konflik itu.
1.3.3    Agar dapat mengetahui dampak atau konsekuensi dari konflik.
1.3.4    Agar dapat mengetahui tingkatan konflik itu.
1.3.5    Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip dari pelaksanaan manajemen konflik.
1.3.6    Agar dapat mengetahui langkah-langkah dalam manajemen konflik.
1.3.7    Agar dapat mengetahui kreteria keberhasilan manajemen konflik.
1.3.8    Agar dapat mengetahui prosedur evaluasi untuk mengetahui keberhasilan manajemen konflik.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Konflik
Kata “konflik” berasal dari kata Conflictm yang berarti saling berbenturan. Arti kata ini menunjukkan semua bentuk benturan, tabrakan, ketidak sesuaian, pertentangan, perkelahian, operasi dan interaksi antagonis.
Konflik juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang didalamnya terdapat kecekcokan maksud antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan, berpacu menuju tujuan dengan cara yang tidak atau kelihatannya kurang sejalan sehingga yang satunya berhasil sementara yang lainnya tidak.
Berdasarkan definisi tersebut konflik dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan dari seseorang atau kelompok dalam suatu sistem sosial (satuan pendididikan) yang memiliki perbedaan dalam memandang suatu hal dan diwujudkan dalam perilaku yang akan kurang ssejalan dengan pihak lain yag terlibat didalamnya ketika mencapai tujuan tertentu.
2.2       Pandangan Terhadap Konflik
     Konflik dapat dipandang dari dua titik pandang yaitu pandangan lama dan pandangan baru.
PANDANGAN LAMA
PANDANGAN BARU
1.        Konflik harus dihilangkan dari organisasi, karena dapat mengganggu organisasi dan merusak prestasi
1.       Konflik sesungguhnya meningkat organisasi. Namun harus dikelola dengan baik.
2.        Dalam organisasi yang baik tidak ada konflik.
2. Dalam organisasi yang baik, konflik dapat memuncak dan dapat mendorong anggota dari kehidupan organisasi.
3.        Konflik itu jelek karena dapat menjurus ke tingkat area yang lebih tinggi, memunculkan kejahatan dan sabotase berbagai program.
3. Konflik merupakan bagian integral dari kehidupan organisasi.
4.        Dengan mengkooinasi lingkungan kerja secara baik, manager akan membentuk prilaku bawahan sepenuhnya.
4.   Banyak faktor yang menentukan prilaku pegawai terhadap pekerjaan.


Berdasarkan pandangan tersebut, setiap pimpinan satuan pendidikan dapat melihat bagaimana dirinya menyoroti konflik yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.3     Dampak atau Konsekuensi Konflik
Dampak atau konsekuensi konflik yang terjadi ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Konflik yang menguntungkan sering disebut sebagai konflik Fugsional, sedangkan yang tidak merugikan disebut konflik Disfungsional.
Adapun contoh yang menguntungkan, antara lain :
1.         Memungkinkan ketidak puasan yang tersembunyi muncul dipermukaan organisasi, dapat mengadakan penyesuaian dan mengatasinya.
2.         Memungkinkan timbulnya norma-norma baru.
3.         Berguna untuk kemampuan struktur kekuasaan yang ada pada organisasi.
4.         Menyatukan beberapa komponen yang terpisah.
5.         Merangsang usaha untuk mengurangi stagnasi.
Dan ada beberapa contoh yang merugikan, antara lain :
1.         Menyebabkan timbulnya perasaan “tidak enak” sehingga menghambat komunikasi.
2.          Menyebabkan ketegangan antara individu maupun kelompok.
3.         Menghalangi kerja sama diantara individu dan mengganggu saluran informasi.
4.         Memindahkan perhatian perhatian anggota organisasi dari tujuan organisasi.
Berkaitan dengan hal diatas terdapat kemungkinan suatu konflik memperkuat efektivitas atau keberadaan organisasi, namun pada level tertentu dapat berubah menjadi konflik yang dapat menurunkan efektivitas organisasi.
2.4     Tingkat Konflik (Level Of Conflict)
Konflik yang timbul dalam suatu organisasi (pekerjaan) dapat dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu :
1.        Konflik didalam diri individu itu sendiri.
Konflik dalam diri seseorang dapat timbul jika terjadi kasus overland jitu, dimana ia membebani dengan tanggung jawab pekerjaan yang terlalu banyak, dan dapat pula terjadi ketika dihadapkan pada suatu titik dimana ia harus membuat keputusan yang melibatkan pilihan alternatif yang terbaik. Perspektif dibawah ini mengidentifikasikan empat episode konflik, dikutif dari tulisan Thomas V.Banoma dan Genald Zaltman dalam buku Psychology For Management :
a.      Appriacch-approach conflict
yaitu, situasi dimana seseorang harus memiliki salah satu diantara beberapa alternatif yang sama baiknya.
b.      Avoidance-avoidance conflict
yaitu, keadaan dimana seseorang terpaksa memilih salah satu diantara beberapa alternatif tujuan yang sama buruknya.
c.       Approach-avoidance conflict
yaitu, merupakan suatu situasi dimana seseorang terdorong oleh keinginan yang kuat untuk mencapai satu tujuan, tetapi disisi lain secara simultan selalu terhalang dari tujuan tersebut oleh aspek-aspek tidak menguntungkan yang tidak lepas dari proses mencapai tujuan itu sendiri.
d.      Multiple Approach-avoidance conflict
yaitu, suatu situasi dimana seseorang terpaksa dihadapkan pada kasus kombinasi ganda dari Approach-avoidance conflict.
2.        Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal merupakan konflik antara satu individual dengan individual yang lain. Konflik interpersonal dapat berbentuk substantive maupun emosional, bahkan merupakan kasus utama dari konflik yang dihadapi oleh para manager dalam hal hubungan interpersonal sebagai bagian tugas manajerial itu sendiri.
3.        Konflik Intergrup
Konflik intergroup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini menyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dan setiap kasus, hubungan intergroup harus di-manage sebaik mungkin untuk mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekwen disfungsional dan setiap konflik yang mungkin timbul.
4.        Konflik Interorganisasi
Konflik ini sering dikaitkan dengan persaingan yang timbul diantara perusahaan-perusahaan swasta. Konflik interorganisasi sebenarnya berkaitan dengan isu yang lebih besar lagi.
2.5     Prinsip-prinsip Pelaksanaan Manajemen Konflik
            Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan manajemen konflik, antara lain :
1.      Perlakuan Secara Wajar dan Alamiah
Konflik yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan kini menjadi bagian yang tak terpiahkan dari organisasi, tak perlu dihindari tetapi harus dihadapi pimpinan melalui manajemen konflik. Oleh karena itu, pelaksanaan manajemen konflik perlu diperlakukan secara wajar dan alamiah sebagaimana pelaksanaan manajemen bidang lainnya.
2.      Pandanglah Sebagai Dinamisator Organisasi
Pandanglah bahwa organisasi tanpa konflik berarti diam, statis dan tidak mencapai kemajuan yang diharapkan. Dimana agar dinamika yang terjadi benar-benar menjadi sesuatu yang positif untuk menghasilkan perubahan sekaligus mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan sekolah
3.      Media Pengujian Kepemimpinan
Kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya diuji ketika membawa anggota mencapai tujuan berdasarkan rutinitas tugas formal belaka. Tetapi akan lebih diuji ketika menghadapi konflik dan melalui manajemen konflik, dirinya akan memiliki kepemimpinan yang dapat diandalkan untuk membawa roda organisasi sedcara dinamis positif dalam mencapai tujuan dimasa mendatang.
4.      Fleksibelitas Strategi
Fleksibeitas Strategi yang dimaksud adalah pedmulihan penggunaan strategi dimaksud sangat tergantung pada :
a.       Jenis, materi konflik dan sumber-sumbernya.
b.      Karakteristik pihak-pihak yang berkonflik.
c.       Sumber daya yang dimiliki dan mendukung.
d.      Kultur masyarakan dan iklim organisasi.
e.       Antisipasi dampak konflik.
f.       Intensitas dan keluasan konflik.
 2.6    Langkah-langkah Manajemen Konflik
   Beberapa langkah yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen konflik :
1.      Perencanaan Analisa Konflik
Langkah ini dimaksud untuk mengidentifikasikan atau menentukan konflik apa yang terjadi dalam penyelenggaraan satuan pendidikan. Perlu diperhatikan bahwa konflik ada yang nyata atau tersembuyi dimana yang nyata akan lebih mudah dikenali dan dianalisa, tetapi konflik yang tersembunyi perflu dibuka untuk pemberian stimulus yang terencana agar menjadi terbuka. Kepala sekolah pada langkah ini harus dapat menentukan sumber penyebabnya, faktor-faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenisnya, dan keerlibatan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila hal tersebut semua jelas, akhirnya konflik yang sesungguhnya dapat dirumuskan secara jelas dan tegas.
2.      Evaluasi Konflik
Evaluasi konflik disini memiliki pengertian upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik yang telah dirumuskan dan dapat ditinjau dari dua segi yaitu intensitas dan keluasan. Kedua segi itu saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya, atas dasar ini kualitas konflik dapat diklasifikasikan menjadi :
a.       Konflik Ringan/Kecil
b.      Konflik Seddang
c.       Konflik Besar/Berat
Semua konflik dimaksud pada dasarnya perlu mendapat perhatian kepala sekolah, dimana disini kepala sekolah bertindak sebagai manager konflik dan dicarikan pemecahannya secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing dan dilakukan berdasarkan skala pioritas.
3.      Pemilihan Strategi Manajemen Konflik
Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan seorang kepala sekolah dalam memilih strategi manajemen konflik antara lain sebagai berikut ;
a.       Pahamilah beberapa prinsip dalam pelaksanaan manajemen konflik.
b.      Berdasarkan prinsip-prinsipnya pilihlah diantara strategi manajemen konflik yang disarankan.
c.       Evaluasilah pelaksanaan strategi manajemen konflik yang dipilih.
d.      Evaluasi kembali strategi manajemen konflik  yang dipilih untuk mengetahui keberhasilannya.
e.       Strategi yang dipilih dapat dipertahankan apabila menunjukkan hasil yang baik.
2.7       Kreteria Keberhasilan Manjemen Konflik
            Keberhasilan manajemen konflik yang dilakukan kepala sekolah dapat dilihat apabila memenuhi kreteria sebagai berikut :
1.      Kepala Sekolah Mampu Membuat Perencanaan Analisis Konflik
Perencanaan analisis konflik yang baik harus menunjukkan adanya :
a.       Deskripsi fenomena konflik yang terjadi.
b.      Identifikasi konflik.
c.       Rumusan konflik yang sesungguhnya secara jelas dan tegas.
2.      Kepala Sekolah Mampu Melakukan Evaluasi Konflik
Ukuran yang dapat digunakan agar evaluasi terhadap suatu konflik dapat dikatakan berhasil :
a.       Tinggi rendahnya intensitas timbulnya suatu konflik.
b.      Luas tidaknya cakupan suatu konflik.
c.       Penentuan kualitas konflik.
d.      Penentuan penyelesaian konflik berdasarkan prioritas.
3.      Kepala Sekolah Mampu Memilih Strategi Manajemen Konflik
Keberhasilan kepala sekolah dalam memilih strategi manajemen konflik yang tepat sangat ditentukan oleh kemampuan, keberanian, pengalaman, usaha dan doa, kematangan dirinya, serta situasi dan kondisi yang ada dan kepedulian pemimpin terhadap prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan.
2.8       Prosedur Evaluasi untuk Mengetahui Keberhasilan Manajemen Konflik
            Prosedur evaluasi yang dapat dilaksanakan kepala sekolah untuk mengetahui keberhasilan dalam menjalankan manajemen konflik mencagkup langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Perencanaan Evaluasi
Instrumen evaluasi merupakan hal pertama dan utama yang dilakukan dalam perencanaan evaluasi dan dikembangkan berdasarkan komponen manajemen konflik yaitu perencanaan analisis konflik, evaluasi suatu konflik, dan strategi manajemen konflik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan :
a.       Instrumen tersebut hanyalah sebuah contoh saja.
b.      Perencanaan intstrumen tersebut akan didistribusikan.
2.      Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi ini mencangkup hal-hal sebagai berikut :
a.       Didistribusikan kepada pihak-pihak yang dianggap mengetahui konflik yang terjadi.
b.      Mintalah mereka untuk mengisinya secara jujur dan objektif.
c.       Kumpulkanlah instrumen yang telah diisi.
d.      Seleksi dan tabulasikan datanya.
e.       Analisi data dengan mencari rata-ratanya.
f.       Interprestasikan hasil analis data dalam klasifikasi
3.      Menarik Kesimpulan
Simpulkanlah hasil evaluasi berdasarkan hasil analisis dan interprestasi apabila kesimpulannya menunjukkan :
a.       Baik sekali, berarti manajemen konflik yag dilakukan kepala sekolah dipertahankan.
b.      Baik, berarti manajemen konflik yang dilakukan kepala sekolah perlu dipertahankan tetapi perlu sedikit penyempurnaan.
c.       Cukup baik, berarti manajemen konflik yang dilakukan kepala sekolah perlu banyak disempurnakan.
d.      Kurang baik dan tidak baik, berarti manajemen konflik yang dilakukan kepala sekolah perlu disempurnakan secara keseluruhan.
Dilihat dari pembahasan tentang konflik diatas maka diperlukan berbagai strategi-strategi yang harus digunakan oleh seorang manajer dalam menyelesaikan suatu konflik, yaitu
1.      Seorang manajer dapat mengikut sertakan orang-orang yang sedang berkonflik pada tujuan yang lebih tinggi. Contoh, dalam suatu perusahaan terjadi suatu konflik, dimana seorang pegawai terlibat konflik dalam menentukan kuota penjualan. Bagian keuangan menuntut penjualan setinggi-tingginya, sedangkan bagian anda menuntut dukungan biaya promosi  besar-besaran. Begitu orang-orang itu diajak bicara pada tatanan corporate, untuk tujuan yag lebih besar, mereka akan cenderung berpikir lebih jernih.
2.      Memperluas sumber daya yang ada. Konflik bisa terjadi karena sumber daya yang langka yang dibutuhkan banyak orang. Contoh, hanya ada satu saluran telepon untuk dua bagian. Ketika mereka akan menggunakannya, mereka saling beredbut. Cara  manajemen konfliknya yaitu dengan menambah pesawat teleponnya.
3.      Penghindaran. Ini yang sering dilakukan orang pada umumnya. Darupada ribut dan konflik dengan tetangganya, orang kemudian akan menghindar dan berusaha untuk tidak bertatap dengan tetangganya. Ini bukan cara manajemen konflik yang baik dan efektif namun kadang dengan penghindaran ini pihak yang ingin konflik akan berkurang semangat untuk konfliknya.
4.      Mencari titik temu. Teknik ini berusaha mencari persamaan yang ada diantara pihak yang terlibat konflik, sekaligus juga memperkecil perbedaan yang ada. Contoh, ada konflik bagian pemasaran dan produksi. Daripada berdebat perbedaan fungsi kedua bagian itu, Misalnya, karena sama-sama fungsi yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa keduanya perusahaan tidak akan bisa hidup.
5.      Kompromi. Ketika anda melakukan kompromi terhadap pihak yang terlibat konflik, mungkin masing-masing pihak tidak merasa puas terhadap keputusan itu. Namun manajemen konflik ini efektif jika topik/barang yang dikonflikkan bisa dibagi dua secara adil.
6.      Pakai power. Ini adalah cara paling kuno untuk manajemen konflik ketika orang yang konflik tidak mau menyudahi konflik itu. Walau mereka tidak puas, namun karena mereka adalah bawahan anda mau tidak mau mereka harus patuh pada anda.
7.      Mengubah sifat-sifat orang yang berkonflik. Mengubah sikap orang sangatlah sukar. Namun itu adalah manajemen konflik yang efektif untuk jangka panjang. Contoh, dikantor anda dijumpai karyawan yang sering bertengkar dengan karyawan lainnya. Sebagai pimpinannya, anda ajak pelan-pelan karyawan itu untuk mengubah prilakunya. Dengan sabar anda membimbing karyawan itu, dan akhirnya dia mampu menjadi karyawan baik. Ketika karyawan itu sudah berubah sikapnya, konflik yang sering terjadi adalah bagian anda akan sangat berkurang.
8.      Ubah strukturnya. Agar bagan produksi dan bagian promosi titak saling meyalahkan, ubahlah strukturnya. Contoh, bagian pemasaran mengeluh betapa sulitnya mereka menual karena produk desainnya jelek, dan kwalitasnya meragukan. Keluhan itu ditanggapi oleh bagian produksi dengan cara mereka membuat produksi begitu karena memang tidak ada masukan dari bagian pemasaran. Sedangkan produk buruk, mereka mengeluh karena terjadi pemotongan anggaran produksi besar-besaran dari bagian keuangan. Agar mereka tidak saling konflik, gabung dua bagian itu dibawah satu depaartemen sehingga kedua bagian itu bisa bekerja sama dengan baik.
9.      Ciptakan musuh bersama, agar mereka saling konflik ciptakan musuh bersama. Musuh ini dapat berupa persaingan agresif yang harus dihadapi dengan bersatu, dan bukannya terpecah belah. Musuh “ciptaan” dapat pula berupa “kunjungan” pimpinan puncak kebagian itu yang terpaksa mereka harus bersatu padu untuk bersama-sama menyambut pimpinan itu.



















BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Konflik dinyatakan sebagai suatu keadaan dari seseorang atau kelompok orang yang dalam suatu sistem sosial (satuan pendidikan) yang memiliki perbedaan dalm memandang suatu hal dan diwujudkan dalam perilaku yang tidak akan kurang sejalan dengan pihak lain yang terlibat didalamnya ketika mencapai suatu tujuan tetentu.
Konflik dapat dipandang dari dua sudut pandang yakni andanganlama dan pandangan baru. Konflik memiliki dampak atau konsekuensi dimana, ada yang menguntungkan (fungsional) dan ada yang merugikan (disfungsional). Tingkat konflik timbul dalam suatu organisasi yang terbagi atas empat bagian yaitu :
1.      Konflik dalam diri individu itu sendiri.
2.      Konflik Interpersonal
3.      Konflik Intergroup
4.      Konflik Interorganisasi
Dalam manajemen konflik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik dalam prinsip-prinsip manajemen konflik, langkah-langkah manajemen, maupun kreteria manajemen konflik.

      









DAFTAR PUSTAKA

Ariasa.G, I Made .2007. Management Pendidikan. IHDN Denpasar : Denpasar.
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar